Corak politik generasi milenial di Indonesia saat ini memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya.
Mereka yang umumnya lahir antara tahun 1981 hingga tahun 1996 telah tumbuh di tengah perubahan sosial, teknologi dan politik yang sangat mencolok.
Dalam konteks politik, generasi milenial memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan Indonesia. Dari 204 juta pemilih pada Pemilu 2024 mendatang, jumlah generasi milenial mencapai 66,8 juta pemilih dan gen Z berjumlah 46,8 juta pemilih.
Sangat logis bila ada yang mengatakan kalau suara dua generasi itu mendominasi dan menentukan peta percaturan politik pada pemilu mendatang.
Karakteristik menonjol dari generasi milenial adalah bahwa mereka tumbuh dengan akses yang luas kepada teknologi informasi dan internet.
Berita, informasi politik dan komunikasi dapat dengan mudah diakses oleh mereka. Hal ini membuat mereka lebih terhubung dengan isu-isu politik dan memiliki akses yang lebih mudah untuk menyuarakan pendapat mereka melalui media sosial.
Karena itu mereka cenderung lebih aktif dalam terjun dan terlibat di berbagai gerakan sosial dan politik. Mereka memiliki ketertarikan yang besar terhadap isu-isu seperti hak asasi manusia, isu-isu lingkungan, kesetaraan gender dan lainnya.
Yang menjadi persoalan, generasi milenial di Indonesia dihadapkan pada tantangan ekonomi yang begitu nyata, yaitu tingginya tingkat pengangguran dan kesulitan dalam memiliki rumah sendiri.
Hal ini memengaruhi pandangan politik mereka sehingga bisa jadi pemimpin politik yang mampu mengatasi masalah ini akan dilirik oleh mereka.
Dalam aspek sosial dan keagamaan, generasi milenial cenderung lebih toleran terhadap perbedaan dan lebih inklusif dalam pandangan politik mereka.
Mereka mendukung hak-hak minoritas, kesetaraan gender, dan berbagai bentuk keragaman. Calon pemimpin yang menyuarakan isu-isu tersebut akan mudah mendapatkan simpati dan dukungan dari mereka.
Generasi milenial tumbuh dan berkembangan inovasi dan kebaruan, termasuk dalam ruang-ruang politik. Mereka biasanya menyuarakan para pemimpin politik agar lebih transparan dan akuntabel dalam tindakan mereka.
Bahkan dengan teknologi dan akses informasi, mereka bisa dengan mudah memeriksa tindakan dan janji politik yang dibuat oleh partai atau pemimpin politik.
Pemilu 2024 mendatang menyadarkan generasi milenial, dan seharusnya juga partai-partai politik di Indonesia, akan pentingnya pendidikan politik dan keterlibatan mereka dalam proses demokrasi. Mereka harus dihadirkan dalam setiap isu-isu politik.
Kehadiran generasi milenial inilah yang harus disadari oleh para calon pemimpin bangsa Indonesia. Dalam arti bukan menjadikan mereka sebagai tempat mendulang suara semata, tetapi juga menyajikan program-program yang menyentuh hajat hidup mereka, mengatasi tantangan ekonomi mereka, dan memberikan jaminan untuk mengatasi isu-isu sosial, politik dan ekonomi yang selama ini menjadi perhatian dan keseriusan mereka.
Maka siapa pun yang menjadi pemimpin bangsa Indonesia untuk 5 tahun ke depan, mereka harus menempatkan diri sebagai jembatan-generasi untuk generasi-generasi milenial bila kelak pada gilirannya nanti mereka yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa ini. [Rilis]